Saya baru sadar akan hal ini: rima dan irama cukup penting dalam puisi anak. Sebab, kalau hanya mengandalkan rima tapi enggak peduli sama irama, puisi enggak akan enak didengar dan dibaca.
Rima adalah soal bunyi yang serupa.
Irama adalah soal ketukan yang tertata.
Contoh puisi berima tanpa irama:
Aku senang main bola.
Main dengan penuh suka cita.
Mengejar bola bersama-sama.
Sambil tertawa.
Contoh puisi berima dengan irama:
Aku senang main bola.
Di lapangan yang terbuka.
Ayo sundul, ayo tendang.
Masuk gawang kita menang.
Mungkin itu sebabnya mengapa lagu-lagu anak Indonesia (lagu balonku dan naik-naik ke puncak gunung, misalnya) enak betul dinyanyikan dan didengar, karena lagu-lagu itu berima dan juga berirama.
Kira-kira begitu. Koreksi kalau saya keliru.
Tinggalkan Balasan