Pesan dalam Cerita Anak

Saya sering mendengar beberapa penulis ngomong yang kira-kira begini, “Nulis mah nulis aja. Enggak usah mikirin pesannya apa.“

Seakan-akan, pesan dalam cerita anak itu adalah hal yang harus dihindari, tidak usah terlalu dipikirkan, karena khawatir cerita tidak akan menyenangkan.

Hmm. Apakah pesan dalam cerita anak semenakutkan itu, sehingga membuat beberapa penulis cerita anak memilih untuk menjauhinya?

Soalnya, jujur saja, saya adalah tipikal orang yang menganggap pesan dalam cerita itu adalah hal yang cukup penting, yang akan membuat cerita tersebut menjadi begitu berharga untuk saya.

Mengapa hal yang begitu penting dalam cerita (baca: pesan) bisa disepelekan begitu saja? Bukankan ketika kita menulis artinya ada suatu pesan yang ingin kita sampaikan kepada para pembaca?

Atau, saya akhirnya berpikiran buruk, “Ah, bilang aja lu enggak terampil memasukkan pesan ke dalam ceritalu! Makanya lu menyarankan begitu!”

Soalnya, saya tahu, memasukkan pesan ke dalam cerita itu butuh kemampuan, butuh keterampilan yang harus dilatih berkali-kali, berhari-hari, bertahun-tahun, karena memang enggak gampang.

Bagaimana agar pesan itu bisa terselip begitu halus dalam cerita sehingga tidak terkesan menggurui?

Bagaimana agar pesan itu bisa tersampaikan dengan baik tetapi ceritanya tetap seru dan tidak membosankan?

Bagaimana agar bisa menghadirkan sebuah pesan yang tidak klise dan mampu memberikan semangat hidup yang positif untuk para pembaca?

Namun, bukan berarti saya setuju dengan cerita anak yang pesannya begitu vulgar, yang bahkan bisa terbaca dengan mata terpejam. Kalau cerita yang seperti itu, ya, saya juga enggak suka.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More Articles & Posts

Avatar Noor H. Dee

Noor H. Dee adalah editor dan penulis buku anak yang kurang terkenal gitu deh.